Saturday, April 21, 2012

EARTH DAY

Pada 22 April 1970 silam, Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson yang juga seorang pengajar dan aktivis lingkungan hidup, mencanangkan tanggal 22 April sebagai Hari Bumi secara Internasional. Pada waktu itu sejumlah kelompok-kelompok yang telah lama menentang penyebab-penyebab kerusakan lingkungan seperti adanya tumpahan minyak di lingkungan, polusi dari pabrik-pabrik dan pembangkit listrik, pembuangan bahan-bahan berbahaya, hutan belantara yang ditebang dan punahnya kehidupan hewan liar, bersama menyadari perjuangan masyarakat untuk menjaga lingkungan dan kelestarian alam. Dan pada hari itu juga jutaan warga Amerika turun ke jalan untuk mengkampanyekan kesehatan dan kelestarian lingkungan di planet bumi ini.
Sebelumnya PBB sendiri telah memperingati hari bumi pada 20 Maret 1969 yang dicanangkan oleh aktivis perdamaian John McConnell . Hari Bumi pertama pada 22 April 1970 tersebut menjadi langkah awal terbentuknya United States Environmental Protection Agency/US EPA (sebuah badan perlindungan lingkungan Amerika) dan juga sebagai langkah awal menuju lingkungan dengan udara dan air yang bersih, serta perlindungan terhadap bumi. Pada tahun 1990, barulah peringatan Hari Bumi mulai berkembang secara global dan sekitar 200 juta orang dari 141 negara di dunia tergerak untuk mengangkat isu lingkungan secara global. Hal ini kemudian ditandai dengan terlaksananya KTT Bumi 1992 di Rio de Jeneiro.

Namun hingga kini pun banyak sebagian besar dari kita masih meragukan apakah memang benar bumi ini telah renta karena tidak berimbangnya pemanfaatan sumber daya yang terus dikeruk demi kepentingan manusia dibandingkan upaya manusia untuk tetap menjaga kelestarian dari sumber daya alam ini.
1. Hutan
Menurut data dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia memiliki hutan seluas 126,8 juta hektare, dengan penyebaran terbesar ada pada pulau Kalimantan, Papua, dan Sumatera. Sangat ironis, karena disaat yang sama Walhi mencatat bahwa kerusakan hutan di Indonesia mencapai 2 juta hektare per tahun. Hutan-hutan dibabat sembarangan dengan dalih untuk kepentingan industri, pertambangan, pemukiman, pembalakan liar, hingga pembabatan hutan sebagai ladang korupsi.
2. Sungai
Dewasa ini sungai adalah solusi instant untuk pembuangan limbah, baik limbah dari pabrik maupun limbah rumah tangga. Pembuangan sampah dan limbah ke sungai mengakibatkan rusaknya ekosistem sungai, habitat yang tercemar juga mengakibatkan populasi sejumlah organisme pun menyusut.
3. Laut
Dengan keadaan sungai yang tercemar dan aliran sungai yang akan bermuara dan berkumpul di laut, maka pencemaran ini akan dapat membunuh sejumlah biota laut maupun plankton-plankton yang merupakan makanan bagi ikan. Kondisi pelabuhan yang kotor pun turut memperparah pencemaran di laut, perilaku pembuangan residu bahan bakar atau limbah mesin ke laut sangat membahayakan bagi kelestarian terumbu karang yang penting untuk mengurangi abrasi. Pembabatan areal mangrove hanya untuk digunakan sebagai tambak pun turut menyebabkan tidak terkontrolnya keseimbangan ekositem laut.
4. Tanah
Kebiasaan manusia menggunakan plastik tak berimbang dengan pengolahan daur ulang limbah plastik. Membuang sampah plastik dengan sembarangan sangat mengurangi tingkat kesuburan tanah, karena plastik tidak akan terurai dalam waktu kurang dari seratus tahun. Penambangan di pegunungan atau perbukitan seringkali tidak memperhatikan aspek lingkungan hingga menyebabkan tanah longsor. Penjualan pasir-tanah ke luar negeri adalah langkah yang memalukan, karena pulau akan terkikis dan akan mengakibatkan hilangnya pulau dalam waktu ke depan.
5. Udara
Asap pabrik yang langsung dibuang ke udara sering kita jumpai di kawasan industri, hingga kini pun belum ada langkah nyata pengolahan limbah ini. Gedung-gedung bertingkat di kota-kota besar banyak menjulang menghiasi di tiap sudut kota tak diimbangi dengan penataan ruang hijau. Efek rumah kaca yang mengakibatkan radiasi sinar matahari terperangkap dalam atmosfir kita. Kondisi yang lazim dialami kota-kota besar adalah kemacetan, asap kendaraan dari kemacetan ini juga membumbung memenuhi udara sekitar. Lebih parah lagi bila musim kampanye pilkada atau pemilu, maka jalanan akan macet lebih parah daripada biasanya dikarenakan iring-iringan rombongan kampanye.

 
Indonesia Tanah Air Beta
Di Indonesia sendiri gerakan-gerakan yang mengkampanyekan perlindungan atas lingkungan juga ditunjukkan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang memberi perhatian besar terhadap pelestarian lingkungan dan kesuburan tanah dalam mengatasi pemanasan global (global warming) dan kelangkaan pangan dan kualitas pangan bagi manusia. Meski pun demikian kampanye perlindungan atas lingkungan belum lah cukup untuk menghentikan tindakan-tindakan yang merusak lingkungan sampai saat ini.
Tentunya kita ingat dengan salah satu lagu kebangsaan yang diciptakan oleh Ismail Marzuki yaitu Indonesia Tanah Air Beta. Lirik lagu ini mengingatkan kita akan keindahan dan kesuburan Tanah air kita. Namun apakah keadaan bumi Indonesia masih sama seperti apa yang dikatakan dalam lirik lagu tersebut? Jawabannya dapat kita lihat secara langsung dalam lingkungan sekitar kita sekarang.
Tidak sedikit peristiwa- peristiwa kerusakan alam yang telah terjadi di Indonesia sampai saat ini. Misalnya tragedi lumpur Lapindo di Jawa Timur yang terjadi mulai pada Mei 2006, kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan terjadi dengan hebat. Juga banjir Wasior Oktober 2010 di Papua Barat, banjir Madina pada September 2009 di Mandailing Natal-SUMUT, dan banjir bandang dan tanah longsor Bahorok pada November 2003 di Langkat- SUMUT. Contoh-contoh peristiwa ini merupakan contoh kerusakan lingkungan yang merugikan manusia dan bumi. Dan Saya yakin, tidak ada masyarakat Indonesia yang senang dengan catatan-catatan kerugian dari peristiwa banjir tersebut.

Bumi adalah Kita

Saya meyakini bahwa bumi diciptakan untuk manusia. Oleh karena itu bumi mampu memberikan kontribusi yang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia. Hari Bumi yang telah dirayakan sedunia pada setiap tahunnya sebagai peringatan untuk melindungi bumi dari kerusakan, hendaknya dijadikan sebagai peringatan bagi diri kita sendiri untuk terus berusaha mengasihi bumi dan manusia. Bumi adalah tempat tinggal kita, tempat dimana kita hidup dan melakukan aktivitas sehari-hari bersama orang-orang yang kita kasihi. Semua kita menginginkan tempat tinggal yang nyaman, dan keinginan ini hanya dapat terwujud apabila kita mengasihi tempat tinggal kita ini yaitu bumi. Mari mengasihi bumi dengan menjaga lingkungan dan kesuburan tanah, mulai dengan membakar sampah sendiri khususnya sampah plastik, menanam tanaman hijau dan mengontrol kebebasan diri dalam bersikap terhadap alam dimanapun kita berada. Peringatan hari bumi adalah setiap 22 April dan hari bumi adalah setiap hari dalam keseharian kita karena bumi adalah bagian dari diri kita. Sejenak kita bayangkan, sudah berapa banyak yang diberikan bumi untuk kita? Dan sudah berapa banyak yang kita berikan kepada bumi?
Selamat berefleksi atas Hari Bumi 2011.

0 comments:

Post a Comment

saran dan kritik rekan-rekan sekalian merupakan motifasi bagi kami untuk lebih baik dalam penyediaan referensi, maka dari itu di harapkan tinggalkan komentar anda untuk blog ini, Trimakasih.
ADMIN