Wednesday, September 14, 2011

Model Torso

Model Torso - Mata pelajaran IPA Biologi di SMP mempelajari pola-pola interaksi komponen-komponen yang ada di dalam serta upaya manusia untuk mempertahankan keberadaanya di bumi. Materi IPA di SMP yang sangat kompleks, cenderung abstrak dan begitu dekat dengan kehidupan siswa, menuntut gambaran yang kongkrit serta pengalaman langsung melalui pengamatan, penguraian dan penggolongan objek dengan memaksimalkan seluruh indera yang ada, baik indera penglihatan, pendengaran, maupun peraba (Hamalik, 1994).

Untuk memperoleh gambaran yang kongkrit serta pengalaman langsung diperlukan alat peraga yang berfungsi untuk membantu mengkonkretkan pengalaman atau pengertian dalam proses belajar mengajar. Peragaan adalah mewujudkan bahan yang diajarkan secara nyata baik dalam bentuk asli maupun tiruan sehingga siswa lebih memahami apa yang disampaikan guru (Nurbatni, 2005)

Algoritma Genetika

Algoritma genetika adalah suatu algortima pencarian yang menerapkan proses evolusi biologi dengan tujuan untuk menemukan solusi terbaik dari suatu Masalah. Istilah-istilah yang sering digunakan pada algoritma genetika adalah gen, kromosom, populasi, generasi, dan fitness. Gen adalah rangkaian yang membentuk suatu kromosom, kromosom menyatakan suatu solusi dari masalah, populasi adalah kumpulan dari kromosom-kromosom dengan ukuran yang telah ditentukan, dan generasi menyatakan keturunan. Fungsi tujuan yang biasa dipakai pada algoritma genetik adalah fungsi fitness, yaitu fungsi yang menyatakan kekuatan dari suatu kromosom.

Ide dasar dari algoritma ini adalah membentuk suatu populasi awal secara acak, yang akan diproses melalui tiga operator dasar dari algoritma genetika, sehingga menghasilkan populasi baru untuk generasi berikutnya. Tiga operator dasar tersebut adalah: reproduksi, crossover, dan mutasi. Reproduksi digunakan untuk menyeleksi kromosom-kromosom yang akan diproses, crossover digunakan untuk mengawinkan pasangan kromosom sehingga menghasilkan kromosom-kromosom baru, dan mutasi digunakan untuk mengubah satu atau lebih gen pada suatu kromosom.

Hewan Invertebrata

Hewan Invertebrata adalah yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata.

2. Filum-filum hewan invertebrate

* Filum Protozoa

Protozoa merupakan hewan bersel satu yang hidup di dalam air, protozoa memakan tumbuhan dan hewan, frotozoa berkembang biak secara reproduksi unseksual atau vegetatif dengan cara membelah diri dan dengan cara seksual/ generatif konjugasi.

Filum frotozoa terbagi menjadi beberapa kelas:

1. Kelas hewan berambut getar (cikata)
2. Kelas hewan berkaki semu (rhizopoda)
3. Kelas hewan berspora (sporozoa)
4. Kelas hewan berbulu cambuk (flogellato)


* Filum Porifera (hewan berfori)

Porifera merupakan hewan air dan hidup di laut bentuk tubuh seperti tumbuhan yang melekat pada suatu dasar laut, jadi forifera dapat berpindah tempat dengan bebas, tubuh forifera seperti tabung yang memiliki banyak pori (lubang kecil pada sisinya dan mempunyai rongga di bagian dalam) forifera dapat berkembang biak dengan cara generatif dan vegetatif.


Porifera terdiri dari tiga kelas:

1. Kelas corcorea, Terdiri dari zat kapur (spikula) dan hidup di laut yang dangkal, contoh; seghpha SP, charsarina SP
2. Kelas hexactinelida, Terdiri atas zat kersik dan hidup di laut yang dalam. Contohnya pnerorepa SP


* Kelas demospangia

Tubuh lunak bahkan tidak mempunyai rangka, contoh spongia SP

Filum coelentrata (hewan berongga)

Coelentrata berasal dari kata coilos (berongga) dan entron (usus) coelentrata mempunyai dua macam bentuk yakni bentuk pasif yang menempel pada suatu dasar dan tidak berpindah.
Coelentrata terdiri dari 3 kelas;

1. Kelas anthozoa
2. Kelas hydrozoa
3. Kelas scyphozoan



* Filum platyhelminthes (cacing pipih)

Kata platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, kata plays (pipih) dan hemlines (cacing). Platyhelminthes adalah yang mempunyai pipih. Hewan golongan ini mempunyai tubuh simetris bilateral, (kedua sisi sama), tubuh lunak dan tidak bersegmen (ruas) tetapi tidak mempunyai peredaran darah.


Platyhelminthes terbagi ke dalam tiga kelas yaitu:

1. Kelas turbellaria (cacing berambut getar)
2. Kelas trematoda (cacing isap)
3. Kelas cestroda (cacing pita)


Filum Mollusca (hewan lunak)

Sesuai dengan namanya, hewan lunak mempunyai tubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang dari bahan kalsium (kapur) mollusca bersifat hermoporit, mempunyai sistem pencernaan, sistem pernapasan, dan sistem pengeluaran

Mollusca dibedakan menjadi 4 kelas;

1. Kelas lamilli brancuiata (golongan karang dan tiram)
2. Kelas gastropoda (golongan siput)
3. Kelas cephalopoda (golongan cumi-cumi)
4. Kelas amphineura



Filum enchinodermata (hewan berkulit duri)

Kata di atas berasal dari bahasa Yunani echimos (landak) dan derma (kulit) semua hewan yang termasuk filum echinodermata biasanya hidup di laut, bentuk tubuhnya simetris radial (sisi tubuh melingkar sama). Mempunyai sistem ameudakral (sistem pompa air). Rangka dalam berkapur dan memiliki banyak duri yang menonjol. Daya generasinya amat besar.

Filum enchinodermata terdiri dari 5 kelas yaitu:

1. Kelas bintang laut (asteroidal)
2. Kelas landak laut (echinoidal)
3. Kelas bintang laut (opiuroidal)
4. Kelas lilin laut (crinoidal)
5. Kelas teripong (holothuroidae)


Filum Antropoda

Filum ini mempunyai Jumlah species yang paling besar dibandingkan filum-filum lain. Tubuh dan kaki beruasa-ruas dan simetris bilateral, rangka luar mengandung zat kimia. Antropoda mempunyai peredaran darah, tetapi darahnya tidak berwarna, pertumbuhannya lama mengalami metamorfosis (perubahan bentuk).

Filum antropoda terdiri atas:

1. Kelas serangga (insecta)
2. Kelas laba-laba (arachoidae)
3. Kelas udang-udangan (erustacea)
4. Kelas lipan (mynapoda)



Sistem pencernaan pada hewan protozoa

Misalnya pada amoeba merupakan hewan bersel satu segala aktivitas hidupnya terjadi di dalam sel itu sendiri. Demikian juga pencernaan makanan terjadi di dalam sel, disebut pencernaan indra sel.

Pada waktu amoeba mendapatkan makanan segera amoeba membentuk kaki semu yang mengarah kepada makanan selanjutnya dikelilingi kaki semu kemudian makanan tersebut dibawa ke protoplasma. Dalam protoplasma yang mengandung makanan yang menghasilkan enzim pencernaan. Dalam rongga makanan tersebut terjadi pencernaan makanan. Makanan yang telah dicerna yang berupa sari makanan diserap dari sisa-sisa makanan dan dikeluarkan dari dalam tubuh.


Sistem pencernaan pada golongan hermes

Misalnya pada cacing tanah mempunyai saluran pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, tembolok, empedal, usus dan anus.

Bagian depan kerongkongan agak membesar disebut paring yang berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan membasahinya dengan lendir. Makanan cacing tanah berupa humus yang terdapat di tanah yang bersifat asam, dikelilingi kerongkongan terhadap tiga pasang kelenjar yang menghasilkan zat kapur yang dapat menetralkan sifat asam makanannya.


Sistem pencernaan pada hewan insecta

Serangga misalnya belalang mempunyai tembolok berfungsi untuk menyimpan makanan sementara di sebelah bawah tembolok terdapat kelenjar ludah yang menghasilkan ludah. Ludah tersebut dialirkan melalui saluran induk ke dalam rongga mulut. Dari tembolok makanan masuk ke dalam empedal dan dalam empedal makanan dihancurkan, selanjutnya makanan diteruskan ke dalam lambung. Di bagian depan lambung terdapat enam pasang usus buntu yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Makanan yang tidak dicerna diserap di dalam lambung. Sisa-sisa makanan dari usus melalui peletum dikeluarkan melalui anus.