Thursday, December 16, 2010

Pigmen Fotosintesis


BAB I
PENDAHULUAN
A.         A.   Latar belakang
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury, 1995).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (Kimball, 1992).
Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal dari oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut kemoautotrof, karena menggunakan zat – zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik dari senyawa non-organik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme autotrof yang seringkali disebut dengan organisme fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa organiknya menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari (Kimball, 1992). Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan karbondioksida serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari yang disebabkan oleh oksigen (O2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan suatu peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun dengan bantuan cahaya matahari (Kimball, 1992).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Kimball, 1992).
Pada praktikum ini akan dilakukan pula pemisahan komponen pigmen dan ekstrak daun untuk mengetahui pigmen fotosintetik yang terkandung dalam daun dengan teknik kromatografi kertas. Pada teknik kromatografiini,  solvent (pelarut) akan mengangkut ekstrak (campuran komponen) melalui kertas kromatografi (sebagai fase stasioner) yang mempunyai afinitas berbeda untuk setiap komponen dalam ekstrak, sehingga komponen yang terabsorpsi fase stasioner ada yang  bergerak lebih cepat dari komponen lainnya, komponen pigmen yang kelarutannya tinggi terhadap pelarut akan bergerak lebih cepat dari komponen pigmen yang kelarutannya lebih rendah. Hasil dari kromatografi kertas terjadi pemisahan komponen pigmen yang terlihat berupa garis/pita dari setiap pigmen. Garis yang berwarna kuning  terang adalah pigmen karoten, kuning adalah pigmen xantofil, hijau-biru adalah klorofil a, dan hijau kekuningan adalah klorofil b.

Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energy yang tiada henti. Sumber ini tersimpan pada molekul-molekul organic seperti karbohidrat.fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong kedalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa) yang berbahan baku karbondioksida dan air. Fotosintesis hanya dapaq dilakukan oleh tumbuhan atau ganggang hijau yang bersifat autotroph (dapat membuat makanan sendiri).
Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, foto sintesis hanya dapat bekerja pada sel  yang mengandung pigmen fotosintetik. Di dalam tumbuhan terdapat misofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan jaringnan pagar. Pada kedua jaringan ini terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hujau klorofil. Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam penyerapan energy matahari.
Proses ini selain menghasilkan karbohidrat proses ini juga akan melepas gas oksigen (O2).
Reaksi umum fotosintesis adalah sebagai berikut:
6CO2 + 6H2O                       C6H12O6  + 6O2
Keberadaan kabohidrat amilum / pati yang berbentuk sebagai fosil fotosintesis dapat di buktikan dengan pengujian lugol, yang hasilnya akan memperlihatkan bahwa pada bahan yang mengandung amilum atau pati berwarna hitam.
Pada peraktikum ini akan di lakukan pula pemisahan komponen pigmen dan ekstrak daun kertas. Pada teknik kromatografi kertas ini, solvent (pelarut) akan mengangkut ekstrak (campuran komponen) melalui kertas kromatografi ( sebagai fase stasioner) yang mempunyai efinitas yang berbeda untuk setiap komponen dalam ekstrak, sehingga komponen yang terabsorbsi fase stasioner ada yang bergerak lebih cepat dari komponen yang lainnya, komponen pigmen yang kelarutannya lebih tinggi terhadap pelarut yang akan bergerak lebih cepat dari komponen pigmen yang kelarutannya lebih rendah. Hasil dari kromatografi kertas terjadi komponen pigmen yang terlihat berupa garis pita dari setiap pigmen. Garis yang berwarna kuning terang adalah pigmen karoten, sedangkan kuning adalah pigmen xantofil, hijau biru adalah klorofi a, dan hijau kekuning-kuningan adalah klorofil b.


B.          B.  Tujuan praktikum
Praktikum pigmen fotosintesis ini di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui macam-macam pigmen fotosintesis yang terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi serta membandingkan pigmen fotosintesis tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang lainnya.











BAB II
LATAR BELAKANG
A.       A. Landasan Teori
Pada proses fotosintesa, terjadi penangkapan energi cahaya oleh zat hijau daun untuk pembentukan bahan organik. Fotosintesa hanya terjadi pada tanaman yang memiliki sel-sel hijau termasuk pada beberapa jenis bakteri. (Darmawan dan Baharsyah, 1983).

Aksi dari cahaya hijau dan kuning yang menyebabkan fotosistem pada tumbuhan tingkat tinggi dan penyerapan panjang gelombang ini oleh daun sebenarnya relatif tinggi, lebih tinggi dari yang ditampakkan pada spektrum serapan klorofil dan karotenoid. Tetapi, bukan berarti bahwaada pigmen lain yang berperan menyerap cahaya tersebut. Alasan utama mengapa spektrum aksi lebih tinggi dari spektrum serapan adalah karena cahaya hijau dan kuning yang tidak segera diserap akan dipantulkan berulang-ulang di dalam sel fotosintetik sampai akhirnya diserap oleh klorofil dan menyumbangkan energi untuk fotosintesis. (Lakitan, 2007).

Laju fotosintesis berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh pada berbagai daerah yang berbeda seperti gurun kering, puncak gunung, dan hutan hujan tropika, sangat berbeda. Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh adanya keragaman cahaya, suhu, dan ketersediaan air, tapi tiap spesies menunjukkan perbedaan yang besar pada kondisi khusus yang optimum bagi mereka. Spesies yang tumbuh pada lingkungan yang kaya sumberdaya mempunyai kapasitas fotosintesis yang jauh lebih tinggi daripada spesies yang tumbuh pada lingkungan dengan persediaan air, hara, dan cahaya yang terbatas. (Salisbury dan Ross, 1995).

Laju fotosintesis ditingkatkan tidak hanya oleh naiknya tingkat radiasi, tapi juga oleh konsentrasi CO2 yang lebih tinggi, khususnya bila stomata tertutup sebagian karena kekeringan. (Salisbury dan Ross, 1995).

Sifat cahaya sebagai partikel biasanya diekspresikan dengan pernyataan bahwa cahaya menerpa sebagai foton (photon) atau kuanta, yang merupakan suatu paket diskrit dari energi, dimana masing-masing dikaitkan dengan panjang gelombang tertentu. Energi dalam tiap foton berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Cahaya biru dan ungu dengan panjang gelombang yang lebih pendek memiliki lebih banyak foton enrgetik dibanding cahaya merah atau jingga dengan gelombang yang lebih panjang. (Lakitan, 2007).

Di dalam kloroplas ditemukan DNA, RNA, ribosom, dan berbagai enzim. Semua molekul ini sebagian besar terdapat di stroma, tempat berlangsungnya transkripsi dan
translasi. DNA kloroplas (genom) terdapat dalam 50 atau lebih lingkaran jalur ganda melilit dalam tiap plastid. Berbagai gen plastid menyandi semua molekul RNA-pemindahan (sekitar 30), dan molekul RNA-ribosom (empat) yang digunakan oleh plastid untuk translasi. Kira-kira 85 gen seperti ini menyandi protein yang terlibat dalam transkripsi, translasi, dan fotosintesis. Tapi, sebagian besar protein disandi oleh gen nukleus. (Salisbury dan Ross, 1995).

Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sitesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida masuk ke dalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang di sebut stomata. (Campbell, dkk, 2002).

Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, dimana klorofil a di samping bias menyerap energi cahaya, klorofil ini juga bias merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut dalam etanol tai dapat larut dalam ester, dan kedua jenis klorofil ini larut dalam senyawa aseton (Devlin, 1975).

Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung kloroplast yang mengandung klorofil/pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang mampu menyerap energi cahaya matahari. (Subandi, 2008).

Cahaya putih mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah-violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh klorofil. Adalah mungkin untuk menetukan bagaimana efektifnya setiap panjang gelombang (warna) diserap dengan menggunakan suatu larutan klorofil dengan cahaya monokromatik (cahaya berwarna satu). (Kimball, 2000).

Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan yang berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentak suatu sistem membran tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantung-kantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentak apa yang disebut grana Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintetis berlangsung di stroma. (Subandi, 2008).

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain gen, bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki klorofil. Cahaya, beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya, tanaman lain tidak memerlukan cahaya. Unsur N, Mg, Fe merupakan unsur-unsur

pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil. Air, bila kekurangan air akan terjadi  desintegrasi klorofil. (Subandi, 2008). Semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan krolofil b. Krolofil a terdapat sekitar 75 % dari total klorofil. Kandungan klorofil pada tanaman adalah sekitar 1% basis kering. Dalam daun klorofil banyak terdapat bersama-sama dengan protein dan lemak yang bergabung satu dengan yang lain. Dengan lipid, klorofil berikatan melalui gugus fitol-nya sedangkan dengan protein melalui gugus hidrofobik dari cincin porifin-nya. Rumus empiris klorofil adalah C55H72O5N4Mg (klorofil a) dan C55H70O6N4Mg (klorofil b). (Subandi, 2008).
                                                                              

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.      A. Waktu dan  tempat
Praktikum pigmen fotosintetik ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Desember 2010 di laboratorium dasar Biologi Universitas Borneo Tarakan.


B.      B. Alat dan Bahan
v  Alat-alat yang di gunakan:
1.      Cawan gerus
2.      Mortar / cawan gerus
3.      Pipet tetes
4.      Pinset
5.      Beaker glass 250, 500 ml dan 1000 ml
6.      Petridis
7.      Tabung reaksi / gelas ukur
8.      Gunting
9.      pinset
10.  Tisu
11.  Sabun sunlight

v  Bahan-bahan yang di gunakan:
1.      Aseton 85 % / Alkohol 95%
2.      Kertas saring / Kromatografi
3.      Daun Pterocarpus indicus
4.      Daun Cordyline terminalis
5.      Daun Rheo discolor

v  Cara kerja
1.      Siapkan beberapa helai daun yang akan di praktekkan, cuci bersih.
2.      Siapkan alat-alat yang akan di gunakan dalam praktikum, cuci menggunakan sabun pencuci.
3.      Potong daun yang telah di sediakan kecil-kecil dengan ukuran 1 X 1 cm menggunakan gunting atau  pisau dan masukan potongan daun ke dalam Mortar lalu berikan 5 ml aseton / alcohol 95 % dengan menggunakan pipet tetes.
4.      Tumbuk daun yang telah bercampur aseton di dalam mortar hingga halus dan berubah menjadi ekstrak.
5.      Setelah berubah menjadi ekstrak, ambil sampel ekstrak dan tuangkan pada Petridish, berikan potongan kertas saring ukuran 2 X 3 cm letakkan di atas cairan warna yang ada di Petridis untuk mengetahui pigmen pada daun yang telah di tumbuk halus tadi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   A.   Hasil Praktikum
Berdasarkan hasil pengamatan, zat-zat warna yang didapatkan dalam tumbuhan daun Rhoeo discolor, Cordyline terminalis, Codiaeumvariegatum, dan Pterocarpus indicus adalah Klorofil a (hijau tua), Klorofil b (hijau muda), Xantofil (kuning), dan Karoten (jingga).
HASIL PENGAMATAN
Rhoeo discolor, Cordyline terminalis, Codiaeumvariegatum, dan Pterocarpus indicus




A.     B.  Pembahasan
Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai pemisahan zat-zat warna pada daun tumbuhan Manihot esculentum (menggunakan daun yang sangat tua karena banyak mengandung klorofil) secara kromatografi. Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Adapun kromatografi yang digunakan adalah kromatografi kertas karena menggunakan kertas saring Whatman No.39. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula. Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap sedangkan fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Untuk melarutkan klorofil digunakan petroleum ether karena klorofil tidak larut dalam air. Setelah ekstrak didapatkan, estrak diteteskan pada kertas kromatografi dengan menggunakan pipet mikrometer setetes demi setetes hingga berwarna hijau pekat. Namun sebelum itu, ujung kertas dibuat bentuk segitiga dan pada bagian tengahnya diberi tanda titik kecil sebagai bagian dalam penetesan ekstrak. Kertas dimasukkan ke dalam counteiner silinder (tabung kromatografi) dan tabung ditutup agar tidak ada udara yang masuk. Alasan untuk menutup tabung adalah untuk meyakinkan bahwa udara dalam tabung terjenuhkan dengan uap pelarut. Penjenuhan udara dalam tabung dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas.
Setelah beberapa menit didapatkan hasil sebagai berikut. Grafik Rate of Law pada Hasil
Kromatografi dari Kelompok 6  Berdasarkan gambar hasil kromatografi di atas dapat dibuat grafik rate of law, sehingga kita dapat membandingkan pigmen mana yang menempuh jarak paling jauh. Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa urutan pigmen pada kertas dari yang terkecil ke yang terbesar adalah kuning (Xantofil), hijau muda (Klorofil b), hijau tua (Klorofil a), dan jingga (Karoten). Artinya Karoten meenempuh jarak yang paling jauh dari titik awal dan yang menempuh jarak yang paling dekat adalah Xantofil. Seperti yang kita ketahui bahwa rumus kimia dari pigmen tersebut antara lain Xantofil {C40H54(OH)2}, Klorofil a {C55H72O5N4Mg} , Klorofil b {C55H70O6N4Mg}, dan Karoten {C40H56}. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa berat molekul Karoten lebih kecil disusul oleh Xantofil, Klorofil a, dan berat molekul terbesar adalah Klorofil b (dapat dilihat dari banyaknya atom C dan atom O), sehingga urutan pigmen yang menempuh jarak terjauh adalah Karoten, Xantofil, Klorofil a, dan Klorofil b. Namun, hasil pengamatan kami tidak sesuai dengan teori tersebut. Adapun ketidakcocokan hasil pengamatan dengan teori dapat disebabkan oleh human eror baik pada waktu pengamatan yang kurang lama ataupun pigmen sebenarnya belum terhenti benar sehingga hasil pengamatan tidak sesuai dengan fakta yang ada. Untuk lebih lanjut, berikut akan kami sajikan grafik rate of law pada hasil kromatografi dari beberapa kelompok.
Grafik Rate of Law pada Hasil Kromatografi dari Beberapa Kelompok Grafik di atas menjelaskan rate of law yang terjadi pada setiap pigmen. Maksudnya bahwa bagaimana pigmen tersebut melampaui jarak dari titik awal dibandingkan dengan jarak ditempuh pelarut. Seperti yang dapat kita lihat pada grafik di atas adalah kelompok II dan IV memberikan hasil yang sama di mana rate of law yang paling kecil adalah Klorofil b disusul oleh Klorofil a, Xantofil, dan Karoten. Artinya bahwa Klorofil b menempuh jarak yang paling dekat dari titik awal sedangkan Karoten menempuh jarak yang paling jauh Hal ini disebabkan karena Klorofil b memiliki berat molekul yang paling besar dan Karoten memiliki berat molekul yang palig kecil. (Keterangan : hasil pengamatan kedua kelompok ini sesuai dengan fakta).
Namun, terdapat beberapa kelompok, yaitu kelompok I, III, V, dan VI memberikan hasil yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan teori. Pada kelompok I, pigmen Karoten tidak terlihat karena pada saat itu, waktu pengamatan dihentikan sehingga pigmen Karoten belum mulai muncul. Adapun rate of row pada keempat kelompok ini memberikan hasil yang sama pula, yaitu pigmen Xantofil menempuh jarak yang paling dekat disusul oleh pimen Klorifil b, Klorofil a, dan Karoten. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan pada saat praktikum baik berupa human eror maupun faktor dari luar.

Pigmen adalah suatu zat yang mengubah warna cahaya yang dipantulkannya, sebagai hasil dari absorpsi (penyerapan) terhadap cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Sebenarnya pigmen bisa terdapat pada benda tak hidup juga bisa terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Di alam, ternyata beberapa zat mampu secara selektif menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Nah, di dalam tubuh (bagian tubuh) yaitu di dalam sel-selnya, makhluk hidup yang mempunyai warna tertentu itu terkandung zat tertentu yang disebut sebagai pigmen tadi.
Pada tumbuhan terdapat pula berbagai macam pigmen seperti antosianin. Antosianin adalah pigmen yang kalau kita tinjau dari kata-kata penyusunnya (antho : bunga dan cyanin: biru) berarti bunga yang berwarna biru. Pigmen antosianin sebenarnya sangat dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH). Pada beberapa jenis tumbuhan tingkat tinggi, pigmen ini muncul seringkali pada bagian mahkota bunga. Pada tumbuhan yang hidup ditempat asam, seringkali keberadaannya membuat mahkota bunga menjadi berwarna merah. Sedangkan pada tumbuhan yang hidup pada tempat yang bersifat basa, keberadaan pigmen ini dapat memunculkan warna biru atau ungu pada mahkota bunga. Pada daun-daun tanaman tertentu, mereka menyebabkan munculnya warna keunguan pada bagian bawah daun yang punya habitat di tempat teduh. Pada tumbuhan seperti ini mereka berperan memaksimalkan penangkapan energi cahaya matahari yang tersedia dan membantu fungsi klorofil.
Karotenoid adalah suatu pigmen pada tumbuhan yang memunculkan warna merah, jingga, oranye, atau kuning. Perhatikan kata KAROTENOID! Kata itu mungkin berasal dari kata CARROT dari Bahasa Inggris yang berarti wortel. Bukankah wortel berwarna jingga? (Wortel banyak mengandung karotenoid). Fungsi karotenoid pada tumbuhan adalah sebagai pelengkap pigmen klorofil untuk membantu proses fotosintesis. Ada beberapa macam karotenoid, misalnya karoten (warna jingga) yang dapat kita jumpai pada wortel, lutein (warna kuning) pada buah dan sayur, serta likopen (warna merah) yang terdapat di dalam tomat.
Klorofil adalah pigmen utama (paling banyak) yang dapat kita temukan pada tumbuhan. Klorofil adalah pigmen yang menyerap cahaya biru dan kuning, sambil memantulkan cahaya hijau. Karena keberadaannya yang begitu melimpah di dalam tubuh tumbuhan, seperti pada daun dan batang yang masih muda, maka tumbuhan menjadi tampak hijau. Pigmen klorofil sangat penting peranannya dalam kehidupan tumbuhan. Klorofil berfungsi sebagai zat yang dapat menangkap energi cahaya (dari matahari) untuk digunakan pada proses fotosintesis (proses pembuatan zat makanan dari bahan anorganik: air dan gas karbondioksida). Zat makanan organik hasil fotosintesis ini digunakan tumbuhan untuk sumber energi dalam kehidupannya.
Klorofil merupakan pigmen hijau tumbuhan dan merupakan pigmen yang paling penting dalam proses fotosintesis. Sekarang ini, klorofil dapat dibedakan dalam 9 tipe : klorofil a, b, c, d, dan e. Bakteri klorofil a dan b, klorofil chlorobium 650 dan 660. klorofil a biasanya untuk sinar hijau biru. Sementara klorofil b untuk sinar kuning dan hijau. Klorofil lain (c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a. bakteri klorofil a dan b dan klorofil chlorobium ditemukan pada bakteri fotosintesin. (Devlin, 1975).
Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b. perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin, serta samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol. (Santoso, 2004).
Kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum dewasa, kecil dan hamper
tidak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam). Pada umumnya
proplastid berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi, sperma tak berperan disini. Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplas terpajan pada cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung beberapa ratus kloroplas. Sebagian besar kloroplas mudah dilihat dengan mikroskop cahaya, tapi struktur rincinya hanya bias dilihat dengan mikroskop elektron. (Salisbury dan Ross, 1995).
Struktur klorofil berbeda-beda dari struktur karotenoid, masing-masing terdapat penataan selang-seling ikatan kovalen tunggal dan ganda. Pada klorofil, sistem ikatan yang berseling mengitari cincin porfirin, sedangkan pada karotoid terdapat sepasang rantai hidrokarbon yang menghubungkan struktur cincin terminal. Sifat inilah yang memungkinkan molekul-molekul menyerap cahaya tampak demikian kuatnya, yakni bertindak sebagai pigmen. Sifat ini pulalah yang memungkinkan molekul-molekul menyerap energi cahaya yang dapat digunakan untuk melakukan fotosintesis. (Santoso, 2004).

1.      Rhoeo discolor
Pigmen Ungu (anthosianin)
Pigmen anthosianin di temukan di epidermis, sedang sel bagian  tidak mengandung anthosianin warna Rhoeo discolor tergantung pada PH jingga, ungu/ biru (lingkungan netral atau basa). Kloroplas + kromoplasdapat dijumpai bersama-samadalam pigmen athosianin. Adanya pigmen ungu tersebut menyebabkan warna hijau pada jaringan
dibawahnya tertutupi. Sehingga daunnya tidak berwarna hijau melainkan ungu.


2.      Cordyline terminalis(hangjuang)
Dari hasil praktikum terlihat bahwa pigmen yang terkandung pada Cordylineterminalis adalah
Hijau tua (klorofil b), pigmen kuning(xantofil), pigmen merah (fikogrotrin)
3.      Codiaeum variegatum (puring)
Dari hasil praktikum terlihat bahwa pigmen yang terkandung pada Codiaeum variegatum (puring) adalah
Puring kuning:klorofil kuning (xantofil),kuning terang(fikogrigtrin)
Puring merah : merah (fikogretrin, hijau tua (klorofil b)
Puring hijau : hijau muda (klorofil a),hijau tua (klorofil b)
4.      Pterocarpus indicus/ angsana
Dari hasil praktikum terlihat bahwa pigmen yang terkandung pada Pterocarpus indicus adalah klorofil b (hijau tua), kuning terang (karoten)





BAB V
       PENUTUP
A.     A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, zat-zat warna yang didapatkan dalam tumbuhan daun Rhoeo discolor, Cordyline terminalis, Codiaeumvariegatum, dan Pterocarpus indicus adalah Klorofil a (hijau tua), Klorofil b (hijau muda), Xantofil (kuning), dan Karoten (jingga).



B.      B. Saran
Semoga dengan adanya laporan hasil praktikum ini dapat membantu menjadi referensi bagi rekan mahasiswa / I dalam studinya, dan jika ada kekurangan dalam laporan ini harap di maklumi dan sekiranya rekan mahasiswa dapat memberikan saran berupa tambahan dari kekurangan daripada laporan ini.



Daftar Pustaka

Salisbury, J.W. dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB.

Salisbury, J.W. dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung : ITB.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Ed. IV. Diakses dari http://www.chem-is
try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi_kolo/Depkes RI. Jakarta.

2 comments:

  1. ga bisa di copy eh ,sayang sekali
    mau ih minta copy an nya

    ReplyDelete
  2. ga bisa di copy eh ,sayang sekali
    mau ih minta copy an nya

    ReplyDelete

saran dan kritik rekan-rekan sekalian merupakan motifasi bagi kami untuk lebih baik dalam penyediaan referensi, maka dari itu di harapkan tinggalkan komentar anda untuk blog ini, Trimakasih.
ADMIN