Pada 22 April 1970 silam, Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson yang
juga seorang pengajar dan aktivis lingkungan hidup, mencanangkan
tanggal 22 April sebagai Hari Bumi secara Internasional. Pada waktu itu
sejumlah kelompok-kelompok yang telah lama menentang penyebab-penyebab
kerusakan lingkungan seperti adanya tumpahan minyak di lingkungan,
polusi dari pabrik-pabrik dan pembangkit listrik, pembuangan
bahan-bahan berbahaya, hutan belantara yang ditebang dan punahnya
kehidupan hewan liar, bersama menyadari perjuangan masyarakat untuk
menjaga lingkungan dan kelestarian alam. Dan pada hari itu juga jutaan
warga Amerika turun ke jalan untuk mengkampanyekan kesehatan dan
kelestarian lingkungan di planet bumi ini.
Sebelumnya PBB sendiri telah memperingati hari bumi pada 20 Maret 1969 yang dicanangkan oleh aktivis perdamaian John McConnell . Hari Bumi pertama pada 22 April 1970 tersebut menjadi langkah awal terbentuknya United States Environmental Protection Agency/US EPA (sebuah badan perlindungan lingkungan Amerika) dan juga sebagai langkah awal menuju lingkungan dengan udara dan air yang bersih, serta perlindungan terhadap bumi. Pada tahun 1990, barulah peringatan Hari Bumi mulai berkembang secara global dan sekitar 200 juta orang dari 141 negara di dunia tergerak untuk mengangkat isu lingkungan secara global. Hal ini kemudian ditandai dengan terlaksananya KTT Bumi 1992 di Rio de Jeneiro.
Sebelumnya PBB sendiri telah memperingati hari bumi pada 20 Maret 1969 yang dicanangkan oleh aktivis perdamaian John McConnell . Hari Bumi pertama pada 22 April 1970 tersebut menjadi langkah awal terbentuknya United States Environmental Protection Agency/US EPA (sebuah badan perlindungan lingkungan Amerika) dan juga sebagai langkah awal menuju lingkungan dengan udara dan air yang bersih, serta perlindungan terhadap bumi. Pada tahun 1990, barulah peringatan Hari Bumi mulai berkembang secara global dan sekitar 200 juta orang dari 141 negara di dunia tergerak untuk mengangkat isu lingkungan secara global. Hal ini kemudian ditandai dengan terlaksananya KTT Bumi 1992 di Rio de Jeneiro.
Namun hingga kini pun banyak sebagian besar dari kita masih meragukan
apakah memang benar bumi ini telah renta karena tidak berimbangnya
pemanfaatan sumber daya yang terus dikeruk demi kepentingan manusia
dibandingkan upaya manusia untuk tetap menjaga kelestarian dari sumber
daya alam ini.
1. Hutan
Menurut data dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia memiliki
hutan seluas 126,8 juta hektare, dengan penyebaran terbesar ada pada
pulau Kalimantan, Papua, dan Sumatera. Sangat ironis, karena disaat
yang sama Walhi mencatat bahwa kerusakan hutan di Indonesia mencapai 2
juta hektare per tahun. Hutan-hutan dibabat sembarangan dengan dalih
untuk kepentingan industri, pertambangan, pemukiman, pembalakan liar,
hingga pembabatan hutan sebagai ladang korupsi.
2. Sungai
Dewasa ini sungai adalah solusi instant untuk pembuangan limbah, baik
limbah dari pabrik maupun limbah rumah tangga. Pembuangan sampah dan
limbah ke sungai mengakibatkan rusaknya ekosistem sungai, habitat yang
tercemar juga mengakibatkan populasi sejumlah organisme pun menyusut.
3. Laut
Dengan keadaan sungai yang tercemar dan aliran sungai yang akan
bermuara dan berkumpul di laut, maka pencemaran ini akan dapat membunuh
sejumlah biota laut maupun plankton-plankton yang merupakan makanan
bagi ikan. Kondisi pelabuhan yang kotor pun turut memperparah
pencemaran di laut, perilaku pembuangan residu bahan bakar atau limbah
mesin ke laut sangat membahayakan bagi kelestarian terumbu karang yang
penting untuk mengurangi abrasi. Pembabatan areal mangrove hanya untuk
digunakan sebagai tambak pun turut menyebabkan tidak terkontrolnya
keseimbangan ekositem laut.
4. Tanah
Kebiasaan manusia menggunakan plastik tak berimbang dengan pengolahan
daur ulang limbah plastik. Membuang sampah plastik dengan sembarangan
sangat mengurangi tingkat kesuburan tanah, karena plastik tidak akan
terurai dalam waktu kurang dari seratus tahun. Penambangan di
pegunungan atau perbukitan seringkali tidak memperhatikan aspek
lingkungan hingga menyebabkan tanah longsor. Penjualan pasir-tanah ke
luar negeri adalah langkah yang memalukan, karena pulau akan terkikis
dan akan mengakibatkan hilangnya pulau dalam waktu ke depan.
5. Udara
Asap pabrik yang langsung dibuang ke udara sering kita jumpai di
kawasan industri, hingga kini pun belum ada langkah nyata pengolahan
limbah ini. Gedung-gedung bertingkat di kota-kota besar banyak
menjulang menghiasi di tiap sudut kota tak diimbangi dengan penataan
ruang hijau. Efek rumah kaca yang mengakibatkan radiasi sinar matahari
terperangkap dalam atmosfir kita. Kondisi yang lazim dialami kota-kota
besar adalah kemacetan, asap kendaraan dari kemacetan ini juga
membumbung memenuhi udara sekitar. Lebih parah lagi bila musim kampanye
pilkada atau pemilu, maka jalanan akan macet lebih parah daripada
biasanya dikarenakan iring-iringan rombongan kampanye.
Indonesia Tanah Air Beta
Di Indonesia sendiri gerakan-gerakan yang mengkampanyekan perlindungan atas lingkungan juga ditunjukkan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang memberi perhatian besar terhadap pelestarian lingkungan dan kesuburan tanah dalam mengatasi pemanasan global (global warming) dan kelangkaan pangan dan kualitas pangan bagi manusia. Meski pun demikian kampanye perlindungan atas lingkungan belum lah cukup untuk menghentikan tindakan-tindakan yang merusak lingkungan sampai saat ini.
Tentunya kita ingat dengan salah satu lagu kebangsaan yang diciptakan oleh Ismail Marzuki yaitu Indonesia Tanah Air Beta. Lirik lagu ini mengingatkan kita akan keindahan dan kesuburan Tanah air kita. Namun apakah keadaan bumi Indonesia masih sama seperti apa yang dikatakan dalam lirik lagu tersebut? Jawabannya dapat kita lihat secara langsung dalam lingkungan sekitar kita sekarang.
Tidak sedikit peristiwa- peristiwa kerusakan alam yang telah terjadi di Indonesia sampai saat ini. Misalnya tragedi lumpur Lapindo di Jawa Timur yang terjadi mulai pada Mei 2006, kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan terjadi dengan hebat. Juga banjir Wasior Oktober 2010 di Papua Barat, banjir Madina pada September 2009 di Mandailing Natal-SUMUT, dan banjir bandang dan tanah longsor Bahorok pada November 2003 di Langkat- SUMUT. Contoh-contoh peristiwa ini merupakan contoh kerusakan lingkungan yang merugikan manusia dan bumi. Dan Saya yakin, tidak ada masyarakat Indonesia yang senang dengan catatan-catatan kerugian dari peristiwa banjir tersebut.
Di Indonesia sendiri gerakan-gerakan yang mengkampanyekan perlindungan atas lingkungan juga ditunjukkan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang memberi perhatian besar terhadap pelestarian lingkungan dan kesuburan tanah dalam mengatasi pemanasan global (global warming) dan kelangkaan pangan dan kualitas pangan bagi manusia. Meski pun demikian kampanye perlindungan atas lingkungan belum lah cukup untuk menghentikan tindakan-tindakan yang merusak lingkungan sampai saat ini.
Tentunya kita ingat dengan salah satu lagu kebangsaan yang diciptakan oleh Ismail Marzuki yaitu Indonesia Tanah Air Beta. Lirik lagu ini mengingatkan kita akan keindahan dan kesuburan Tanah air kita. Namun apakah keadaan bumi Indonesia masih sama seperti apa yang dikatakan dalam lirik lagu tersebut? Jawabannya dapat kita lihat secara langsung dalam lingkungan sekitar kita sekarang.
Tidak sedikit peristiwa- peristiwa kerusakan alam yang telah terjadi di Indonesia sampai saat ini. Misalnya tragedi lumpur Lapindo di Jawa Timur yang terjadi mulai pada Mei 2006, kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan terjadi dengan hebat. Juga banjir Wasior Oktober 2010 di Papua Barat, banjir Madina pada September 2009 di Mandailing Natal-SUMUT, dan banjir bandang dan tanah longsor Bahorok pada November 2003 di Langkat- SUMUT. Contoh-contoh peristiwa ini merupakan contoh kerusakan lingkungan yang merugikan manusia dan bumi. Dan Saya yakin, tidak ada masyarakat Indonesia yang senang dengan catatan-catatan kerugian dari peristiwa banjir tersebut.
Bumi adalah Kita
Saya
meyakini bahwa bumi diciptakan untuk manusia. Oleh karena itu bumi
mampu memberikan kontribusi yang sangat penting dalam kelangsungan
hidup manusia. Hari Bumi yang telah dirayakan sedunia pada setiap
tahunnya sebagai peringatan untuk melindungi bumi dari kerusakan,
hendaknya dijadikan sebagai peringatan bagi diri kita sendiri untuk
terus berusaha mengasihi bumi dan manusia. Bumi adalah tempat tinggal
kita, tempat dimana kita hidup dan melakukan aktivitas sehari-hari
bersama orang-orang yang kita kasihi. Semua kita menginginkan tempat
tinggal yang nyaman, dan keinginan ini hanya dapat terwujud apabila
kita mengasihi tempat tinggal kita ini yaitu bumi. Mari mengasihi bumi
dengan menjaga lingkungan dan kesuburan tanah, mulai dengan membakar
sampah sendiri khususnya sampah plastik, menanam tanaman hijau dan
mengontrol kebebasan diri dalam bersikap terhadap alam dimanapun kita
berada. Peringatan hari bumi adalah setiap 22 April dan hari bumi
adalah setiap hari dalam keseharian kita karena bumi adalah bagian dari
diri kita. Sejenak kita bayangkan, sudah berapa banyak yang diberikan
bumi untuk kita? Dan sudah berapa banyak yang kita berikan kepada bumi?
Selamat berefleksi atas Hari Bumi 2011.
Selamat berefleksi atas Hari Bumi 2011.
0 comments:
Post a Comment
saran dan kritik rekan-rekan sekalian merupakan motifasi bagi kami untuk lebih baik dalam penyediaan referensi, maka dari itu di harapkan tinggalkan komentar anda untuk blog ini, Trimakasih.
ADMIN