Blogger Pages

Thursday, March 24, 2011

ALIGATOR

1.1 Latar Belakang
Suatu ekosistem terdiri dari semua organisme yang hidup dalam suatu komunitas juga semua faktor- faktor abiotik yang berinteraksi dalam ekositem tersebut. Batas ekosistem umumnya tidak jelas. Ekosistem dapat berkisar dari suatu mikrokosmos laboratorium, hingga danau dan hutan. Sesungguhnya, banyak ahli ekologi yang menganggap keseluruhan biosfer sebagai suatu ekosistem global.
Setiap ekosistem memiliki suatu struktur trofik dari hubungan makan- memakan. Tingkat trofik tersebut terdiri dari produsen primer, konsumen primer, konsumen sekunder, konsumen tersier dan bahkan beberapa ekosistem memiliki karnivora dengan tingkat yang lebih tinggi lagi.
Agar ekosistem itu berjalan dengan baik maka jumlah suatu penyusun struktur trofik haruslah seimbang.
Seperti ekosistem di missisipi, pada ekosistem tersebut Alligator amerika (Alligator mississippiensis) berperan sebagai konsumer puncak sehingga keberadaannya sangatlah penting dalam suatu ekosistem. Pengaruh pemangsa yang paling penting dalam struktur komunitas adalah membatasi persaingan di antara spesies mangsanya. Pemangsaan yang hebat dapat mengurangi kepadatan pesaing yang kuat, yang dengan demikian memungkinkan pesaing yang lebih lemah bertahan dalam komunitas itu.
Alligator amerika (Alligator mississippiensis) merupakan karnivora puncak yang memakan hampir semua jenis hewan, terutama ikan, kura- kura dan mamalia yang berukuran kecil. Keberadaan alligator di sungai Mississsippi juga berperan dalam pengandalian populasi tikus dan spesies lain agar tak terlalu banyak jumlahnya. Karena, meledaknya populasi suatu spesies akan mengancam keberlangsungan hidup spesies lain, minimal terhadap spesies yang menjadi makanan bagi spesies tersebut. Ledakan populasi suatu spesies juga mengakibatkan terjadinya peningkatan persaingan dalam perebutan tempat tinggal. Karena itu, Alligator memegang peranan penting dalam kesetimbangan ekosistem di sungai Mississippi.
Pada 1967, alligator amerika (Alligator mississippiensis) tercatat dalam kategori genting (endangered). Namun, status konservasinya kini menjadi kekhawatiran minimal (least concerned). Pergantian status konservasi alligator ini dikarenakan suksesnya upaya- upaya konservasi pemerintah Amerika serta yayasan- yayasan pecinta lingkungan hidup. Karena itu, perlu dibuat sebuah ulasan mengenai keberhasilan konservasi alligator yang menyelamatkan hewan ini dari kepunahan sebagai referensi kita dalam melaksanakan upaya konservasi biologi yang efektif.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan di buatnya paper ini adalah:
• Untuk meningkatkan pengetahuan pembaca tentang pentingnya alligator
• Sebagai salah satu upaya untuk menggalakkan konservasi alligator
• Sebagai tugas mata kuliah keanekaragaman hayati

Pembahasan

Nama 'alligator' berasal dari bahasa Spanyol 'el lagarto' yang berarti 'kadal', sedangkan nama spesies berarti 'Mississippi'. Alligator amerika (Alligator mississippienis) merupakan spesies endemic di sungai Mississippi. Panjang alligator jantan dewasa rata- rata 11,2- 14,5 kaki atau sekitar 3,4- 4,4 m. sedangkan ukuran alligator betina dewasa beberapa kaki lebih kecil dari ukuran jantannya, rata- rata hanya 8,2- 9,5 kaki, setara dengan 2,5- 3 m. Alligator mississippienis terpanjang yang pernah ditemukan mencapai 19 kaki 2 inci atau 5,84 m.

Alligator ini memiliki ekor yang sangat kuat. Ekornya ini berfungsi sebagai alat bantu gerak dalam air serta senjata untuk melawan musuhnya dan menangkap mangsanya. Pergerakannya di air sangat cepat, namun cenderung lambat ketika di darat. Alligator memiliki lima buah cakar di tiap- tiap kaki depannya dan empat buah di tiap- tiap kaki belakangnya.

Kekuatan gigit Alligator ini mencapai 9,452 N. Ada beberapa di antara spesies ini yang kehilangan melanin sehingga menjadi albino. Mereka juga rentan terhadap matahari. Para ahli dapat menentukan jenis kelamin mereka berdasarkan temperatur habitatnya. Pada suhu 90-93°F (32,2-33,8 °C) biasanya didiami oleh Alligator jantan dan pada suhu 82-86°F (27,7-30 °C) didiami oleh Alligator betina, sedangkan pada suhu 87-89 °F biasanya ditempati oleh Alligator jantan dan juga betina. Namun demikian, Alligator mampu bertahan pada suhu rendah. Dalam perut Alligator terkadang terdapat gastrolisis. Gastrolisis ini berfungsi untuk menghaluskan makanan dan membantu pencernaan gastrolit. Selain itu, gastrolisis juga digunakan untuk mengontrol daya apung hewan ini pada saat berenang.

Alligator hidup secara berkelompok. Kelompok tersebut terdiri atas anggota keluarga mereka yang hidup di area yang sama. Musim semi merupakan musim kawin bagi Alligator (antara akhir April dan awal Juni). Pada umumnya mereka telah siap kawin pada usia 8-13 tahun (biasanya memiliki panjang 6-7 kaki). Sekali bertelur, Alligator betina akan menghasilkan 20-50 telur yang besarnya seukuran telur angsa. Telur-telur tersebut akan menetas setelah ± 65 hari. Alligator betina akan tinggal di sarang selama masa inkubasi tersebut untuk menjaga telur dari predator. Alligator muda akan tinggal bersama keluarganya selama dua atau tiga bulan, namun ada juga yang tinggal selama tiga tahun. Sekitar 70% Alligator mississippiensis tinggal dengan pasangannya untuk beberapa tahun. Rata-rata masa hidup Alligator adalah 50 tahun dan usia maksimal hewan yang tinggal di sepanjang aliran sungai mississippi ini dapat mencapai hingga 75 tahun.


Alligator hidup di tanah yang basah. Habitat ini merupakan habitat vital yang merupakan kunci untuk keberlangsungan hidup jangka panjangnya. Alligator Amerika biasanya ditemukan di rawa-rawa air tawar dan rawa-rawa, serta di sungai, danau dan genangan air yang lebih kecil. Sementara air asin biasanya dihindari, namun dapat juga ditolerir tingkat keasinannya dalam jangka waktu yang singkat. Alligator dapat juga ditemukan di air payau sekitar rawa-rawa bakau.

Aligator hanya terdapat di dua negara yaitu Amerika Serikat dan Cina. Alligator Cina terancam punah dan tinggal jenis yang berada di lembah Yangtze. Alligator amerika ditemukan di Amerika Serikat dari Carolina sampai Florida dan Sepanjang Gulf Coast. Yaitu di negara bagian Alabama, Arkansas, North dan South Carolina, Florida, Georgia, Louisiana, Mississippi, Oklahoma dan Texas, sejauh barat perbatasan Meksiko. Mayoritas Alligator Amerika Tinggal di Florida dan Lousiana. Di Florida sendiri terdapat lebih dari 1 juta Alligator. Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang memiliki Alligator dan Buaya.

Kebanyakan orang menganggap alligator merupakan buaya yang besar namun sebenarnya terdapat perbedaaan di antara kedua spesises tersebut.
Berikut merupakan tabel perbedaan buaya dan alligator.
Perbedaan Alligator Buaya
Bentuk moncong tumpul meruncing dengan bentuk yang hampir segitiga
Deretan giginya deretan gigi pada rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat pada rongga pada deretan rahang atas sehingga pada saat moncongnya mengatup hanya deretan gigi pada rahang atasnya saja yang terlihat. kedua deret giginya terlihat dengan jelas
Tulang punggung memiliki lempeng tulang pada punggung dan bagian perut bawah memiliki sisik Kedua tulang rusuk pada ruas tulang belakang pertama bagian leher terbuka lebar



• Alligator Sebagai Keystone spesies

Alligator dianggap sebagai keystone spesies oleh karena itu peranan alligator sangatlah penting, ia berperan dalam keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah membuat lubang pada saat musim hujan. Lubang tersebut dibuat menggunakan moncong dan ekornya. Lubang itu dapat menampung air dan menyediakan tempat perlindungan pada saat musim kering. Lubang-lubang menyediakan sumber air yang vital untuk ikan, serangga, crustacea, ular, kura-kura, burung, dan binatang lain. Dan manfaat lebih lanjut alligator juga dapat menyediakan sumber makanan. Lubang alligator digunakan sebagai tempat bertelurnya kura- kura perut merah florida (Chrysemys nelsoni)
Selain itu, untuk kekeringan, buaya Amerika juga mampu bertahan hidup pada suhu di bawah nol. Ketika suhu mulai turun, buaya itu berkurang tingkat metabolisme, dan berhenti untuk mencari makanan di bawah 20-23 derajat Celsius, mundur ke liang yang digali di tempat yang selamat dari musim dingin dengan menggunakan cadangan energi yang tersimpan. Hebatnya, di luar liang, spesies ini juga mampu bertahan hidup kondisi pembekuan, menenggelamkan tubuhnya, tapi tetap lubang hidungnya di atas air untuk bernapas, yang kemudian terperangkap di sekitar permukaan es.
Selain berperan sebagai keystone spesies alligator juga memiliki manfaat lain, yaitu:
• Keberadaan alligator di beberapa daerah menunjukkan peningkatan jumlah merkuri.
• Ekstrak leukosit alligator bisa menghancurkan 23 strains bakteri termasuk jenis-jenis bakteri yang resisten antibiotik. ilmuwan mengatakan bahwa kandungan darah alligator amerika (sejenis buaya kecil dengan kepala lebih pendek dan gepeng) bisa menghancurkan 23 strains bakteri termasuk jenis-jenis bakteri yang resisten antibiotik.
Menurut penelitian yang dihadirkan dalam pertemuan nasional masyarakat kimia amerika, kandungan antifungi dan anti bakteri ini juga mampu menghancurkan virus HIV pada taraf tertentu.
Penemuan juga menyatakan bahwa konsentrasi tinggi dari serum alligator adalah bersifat racun bagi sel-sel manusia.
para ilmuwan percaya bahwa kulit beberapa hewan termasuk katak,kodok, komodo raksasa dan crocodil (buaya besar) juga mengandung peptida-peptida yang sama.
Para peneliti yakin bahwa penelitian tersebut akan menghasilkan pengembangan antibiotik yang lebih kuat untuk melawan infeksi khususnya secara individu, mulai dari borok kaki akibat diabetes, luka terbakar, dan penyakit autoimmune.

• Alligator berada di tingkat trofik tertinggi
• Sebagai konsumer tertinggi dalam piramida makanan, alligator berperan penting dalam membatasi persaingan di antara spesies mangsanya. Pemangsaan yang hebat dapat mengurangi kepadatan pesaing yang kuat, yang dengan demikian memungkinkan pesaing yang lebih lemah bertahan dalam komunitas itu.
Aligator seperti batu pondasi penting, yang jika dicabut struktur ekosistem akan runtuh. Aligator memangsa binatang-binatang lain dan menjadi predator penyeimbang. Jika tidak ada Aligator, populasi spesies lain akan berlebihan jumlahnya. Kebiasaan Aligator menggali lubang kubangan membawa berkah bagi binatang air. Saat musim kemarau, lubang itu bisa menjadi tempat berlindung hingga datang musim hujan. Dengan demikian, Aligator memodifikasi lingkungan.

Faktor- faktor yang berperan dalam penurunan jumlah alligator
Penurunan jumlah Alligator disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Perburuan
Meskipun buaya Amerika saat ini memiliki populasi besar dan sehat, selama tahun 1950-an spesies karismatik ini berada dalam bahaya kepunahan. Perburuan kulit buaya, yang digunakan untuk membuat kulit berkualitas tinggi, telah mengakibatkan penurunan populasi bencana, terutama di Louisiana dan Florida.
Pada 1960an terjadi perburuan besar-besaran terhadap Alligator mississippiensis, turunnya jumlah aligator di sepanjang sungai Mississippi ini juga dibarengi dengan penurunan spesies-spesies lain secara drastis.
Sebuah undang-undang disahkan pada tahun 1967, Alligator digolongkan spesies terancam punah, memberikan pengakuan formal dari status berbahaya. Pada tahun 1973, Alligator Amerika tercatat sebagai endangered spesies act. Barulah kemudian diadakan pembatasan perburuan Alligator oleh pemerintah setempat untuk mencegah punahnya hewan ini.

2. Pemangsaan telur oleh spesies lain
Selama masa inkubasi, telur-telur Alligator yang disimpan di dalam sarang tidak selamanya berada dalam posisi aman. Para predator sewaktu-waktu bisa datang untuk mencuri telur-telurnya sebagai mangsa. Predator-predator tersebut diantaranya adalah burung. Pemangsaan telur Alligator ini dapat menjadi salah satu penyebab turunnya jumlah Alligator.

3. Kerusakan habitat
Dewasa ini, ancaman utama buaya Amerika adalah hilangnya habitat dan degradasi. Pelanggaran pembangunan oleh manusia di daerah-daerah lahan basah yang tidak dilindungi adalah penyebab utama hilangnya habitat spesies ini. Selain itu, polusi juga memiliki efek yang merugikan, dengan keberhasilan reproduksi yang rendah dan kelainan bentuk yang ditunjukkan oleh buaya yang disebabkan oleh kontaminasi dengan konsentrasi tuinggi.

4. Meningkatnya populasi ular phyton
Meningkatnya populasi ular phyton bima di florida yang merupakan spesies eksotik yang terkadang dapat mengalahkan alligator.
Konservasi Alligator Mississippiensis

Kebanyakan spesies genus alligator telah punah, yang tersisa hanya alligator cina (Alligator sinensis) dan aligator amerika (Alligator mississippiensis)
Pada tahun 1967 di Amerika terjadi perburuan besar-besaran terhadap alligator serta rusaknya habitat alligator yang menyebabkan status Alligator mississippiensis berada dalam keadaan genting. Artinya, resiko kepunahannya di alam sangat tinggi dan beresiko menjadi kritis.

Pada 1973, alligator masuk dalam spesies yang dilindungi. Pemerintah Amerika mengadakan peraturan pembatasan kuota perburuan.
United States Fish and Wildlife Services membentuk penangkaran alligator.
Lambat laun dengan melakukan konservasi secara kontinyu jumlah alligator pun semakin meningkat. Hingga saat ini diperkirakan terdapat sekitar 3,5 juta individu. Sehingga statusnya kini menjadi kekhawatiran minimal (least concerned).


KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah:
• Alligator merupakan keystone spesies yang harus dilindungi keberadaannya.
• Over exploitasi terhadap alligator menggugah pemerintah Amerika untuk mengeluarkan peraturan tentang perburuan alligator
• Jumlah alligator mengalami kenaikan yang signifikan setelah dilakukan konservasi

No comments:

Post a Comment

saran dan kritik rekan-rekan sekalian merupakan motifasi bagi kami untuk lebih baik dalam penyediaan referensi, maka dari itu di harapkan tinggalkan komentar anda untuk blog ini, Trimakasih.
ADMIN